Besarnya Impor Tiongkok dan Ancaman Defisit

Impor Tiongkok adalah salah satu pembahasan yang paling digaungkan di tahun politik ini. Hal ini karena persentase impor dari negara tirau bambu ini sangat tinggi sehingga dikritik sebagian kalangan karena dikhawatirkan akan memberikan efek ketergantungan terhadap negara tersebut. Menurut data yang dirilis BPS pada tahun 2018, angka impor yang berasal dari negara tirau bambu tersebut naik 31% dari periode sebelumnya.


Impor ini berasal dari berbagai barang komoditas dan sektor nonmigas. Ditempat kedua ada jepang dan selanjutnya Thailand, Singapura, Amerika Serikat dan Korea Selatan. Namun menariknya, persentase kenaikkan impor dari tiongkok lebih besar ketimbang beberapa negara lainnya. Hal ini cukup beralasan karena berbagai barang kebutuhan rumah tangga dan elektronik dibanjiri dari negara tiongkok. Sedangkan yang lainnya berasal dari negara setelahnya.

Satu hal yang pasti, dengan kenaikkan impor ini sudah pasti akan mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia yang bisa menimbulkan efek defisit. Bagaimana cara pemerintah mengelola sektor ekspor-impor ini agar kedepannya tidak jadi beban negara? Pemerintah perlu membatasi dan meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar bisa bersaing dengan produk impor. Selain dari sisi kualitas, kita juga perlu bersaing di level harga sehingga konsumen bisa memilih produk terbaik dengan harga yang bersaing. Jika kita ingin membuat Indonesia lebih baik, maka perlahan perlu mengurangi impor barang yang bisa diproduksi di negara sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#2019GantiPresiden Genjot Elektabilitas Prabowo-Sandi

Perbaikan Saham Grup Lippo Perlu Dilakukan

Pendapatan Nasional Indonesia Alami Kenaikan