Impor Tinggi Karena Data Jagung
Data Jagung pada tahun ini terus menjadi sorotan karena ketidakjelasannya membuat negara harus impor dengan skala yang besar. Data yang dimiliki pemerintah semestinya bisa menjadi tolak ukur untuk kementerian terkait dalam membuat kebijakannya, nyatanya data tersebut dianggap tidak valid dan berpotensi membuat pasokan jagung di Indonesia berkurang dan memungkinkan terjadinya inflasi.
Padahal, sebelumnya produksi jagung nasional diklaim surplus besar, bahkan mampu ekspor ratusan ribu ton. Tak sesuainya data produksi dan kenaikan harga jagung belakangan ini, turut menyebabkan efek berantai. Dalam lima tahun terakhir, produksi jagung nasional meningkat rata-rata 12,49% per tahun, dengan penambahan luas lahan panen 11% dan produktivitas naik 1,42%. Mengacu tren ini, Kementan memprediksi produksi jagung tahun ini bisa mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK).
Ketersediaan produksi jagung bulan ini diperkirakan sebesar 1,51 juta ton dan bulan depan 1,53 juta ton. Produksinya tersebar pada 10 sentra produksi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Gorontolo, Lampung, dan provinsi lainnya.
Data Jagung |
Ketersediaan produksi jagung bulan ini diperkirakan sebesar 1,51 juta ton dan bulan depan 1,53 juta ton. Produksinya tersebar pada 10 sentra produksi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Gorontolo, Lampung, dan provinsi lainnya.
Komentar
Posting Komentar