Obligasi Pemerintah menjadi salah satu opsi terbaik untuk berinvestasi ketika rupiah makin terpuruk akibat semakin tak terbendungnya kenaikan dolar AS. Dampak adanya obligasi ini dan kenaikan suku bunga the fed berimbas terhadap obligasi/surat utang negara di kawasan ASEAN, di mana imbal hasilnya juga ikut bergerak naik. Kenaikan yield obligasi pemerintah Filipina sepanjang tahun ini tercatat paling besar, yakni 2,11% (210,5 bps) ke level 7,8%. Sebuah angka yang terbilang tinggi.
|
Obligasi Pemerintah |
Lalu diikuti obligasi pemerintah Indonesia di urutan kedua yang naik sebesar 2,06% (205,9 bps) ke level 8,38%. Selain karena faktor eksternal, kenaikan yield obligasi Indonesia juga dipicu oleh terpuruknya nilai tukar rupiah yang telah terdepresiasi hingga menembus level Rp 15.100/dolar AS. Kekhawatiran defisit perdagangan yang kian melebar membuat rupiah terpuruk ke level terendahnya dalam 20 tahun terakhir. Akankah dengan data ini pemerintah memiliki upaya untuk bounce back terhadap dolar amerika? Ini hal yang sangat menarik untuk ditunggu.
Komentar
Posting Komentar