Defisit Transaksi Berjalan Masih Merah

Defisit Transaksi Berjalan menjadi salah satu perhatian pemerintah yang harus segera ditangani secepat mungkin. Hal ini karena tekanan dolar yang makin memuncak menyebabkan defisit semakin melebar. Dengan makin tingginya angka defisit ini maka akan membuat devisa negara semakin terkuras. Neraca transaksi berjalan masih akan defisit karena ADB menghitung investasi swasta yang banyak dibiayai utang luar negeri terus meningkat.

Defisit Transaksi Berjalan
Defisit Transaksi Berjalan
Hal ini terjadi karena perhitungan neraca transaksi berjalan mencakup transaksi barang, jasa, serta pendapatan faktor produksi seperti dividen dari aset, bunga dari pinjaman, dan transfer uang dari tenaga kerja. Semakin besar 'impor aset', semakin besar pula defisit transaksi berjalan.

Selain itu, impor barang modal masih akan tinggi, terutama untuk kepentingan pembangunan proyek infrastruktur. Pada saat bersamaan, ekspor belum akan naik signifikan dan malah ada potensi pertumbuhannya akan melandai akibat kenaikan harga minyak mentah di pasar global. Problemnya, harga komoditas belum akan mengalami nasib baik yang sama.

Jadi dengan berbagai pertimbangan, apakah pemerintah mampu mengatasi problem defisit ini? Tentu akan makin bagus jika pemerintah melakukan sejumlah antisipasi dan kebijakan yang reaktif terkait isu defisit ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#2019GantiPresiden Genjot Elektabilitas Prabowo-Sandi

Perbaikan Saham Grup Lippo Perlu Dilakukan

Pendapatan Nasional Indonesia Alami Kenaikan