Ophir Energy Akan Berada Dibawah Komando Medco
Ophir Energy selama beberapa hari terakhir terus menjadi perbincangan karena potensi akuisisi yang mungkin dilakukan oleh Medco Energy. Dapat diakui bahwa saat ini Ophir Energy emmang cukup berkembang pesat di Indonesia, dan ini terus dipertimbangkan oleh pihak Medco untuk memperkuat bisnisnya tersebut yang saat ini sudah lebih besar dari sebelumnya.
Direktur Medco Energi Internasional Anthony R Mathias mengatakan, MEG masih dalam pembahasan terkait adanya tawaran dari Ophir untuk membeli secara tunai seluruh saham yang telah dan akan diterbitkan perusahaan tersebut. "Pada tanggal keterbukaan informasi ini, belum terdapat nilai yang diajukan, jumlah dana yang disediakan, jumlah efek yang akan dibeli, dan belum diketahui hubungan pihak-pihak yang akan bertransaksi," kata Anthony dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Rabu (2/1).
MEG diberi waktu hingga 28 Januari 2019 pukul 17.00 waktu London untuk mengumumkan keputusannya, dengan tegas untuk melakukan penawaran atau tidak melakukan penawaran atas saham Ophir. Berdasarkan informasi di situs Ophir, kapitalisasi pasar perusahaan tersebut mencapai 252,46 juta poundsterling atau sekitar Rp 4,63 triliun per 31 Desember 2018.
Jika proses akuisisi ini berjalan dengan lancar, maka kedepan akan makin banyak ruang perbaikan yang bisa dikerjakan. Migas memang masih belum stabil, namun potensinya akan terus tinggi karena industri ini telah menjadi tulang punggung Indonesia dalam meraup keuntungan dan sumber pemasukan utama negara selain dari sektor pajak.
Ophir Energy |
MEG diberi waktu hingga 28 Januari 2019 pukul 17.00 waktu London untuk mengumumkan keputusannya, dengan tegas untuk melakukan penawaran atau tidak melakukan penawaran atas saham Ophir. Berdasarkan informasi di situs Ophir, kapitalisasi pasar perusahaan tersebut mencapai 252,46 juta poundsterling atau sekitar Rp 4,63 triliun per 31 Desember 2018.
Jika proses akuisisi ini berjalan dengan lancar, maka kedepan akan makin banyak ruang perbaikan yang bisa dikerjakan. Migas memang masih belum stabil, namun potensinya akan terus tinggi karena industri ini telah menjadi tulang punggung Indonesia dalam meraup keuntungan dan sumber pemasukan utama negara selain dari sektor pajak.
Komentar
Posting Komentar